Dikisahkan tentang seorang pengembara yang mencari arti kebahagiaan. Hingga sampailah ia disebuah puri kuno di puncak bukit tempat seorang pertapa.
Setelah bertemu, maka bertanyalah sang pengembara itu pada sang pertapa : ” Apa arti sebenarnya dari kebahagiaan ? “
” Sabar dulu, sebelum menjawab pertanyaanmu, silakan melihat2 rumahku, tak usah buru2 “.
Sang pertapa lalu memberikan sebuah sendok yg diisi beberapa tetes minyak sambil mengatakan : ” Bawalah ini sambil berjalan2, awas, jangan sampai minyaknya tumpah “.
Lantas, sang pengembara memulai ”tour” nya sambil melihat2 puri sang pertapa, namun, karena konsentrasinya terpaku pada sendok yg berisi tetesan minyak tsb, ia tidak dapat menikmati ”tour” nya itu.
Sang pertapa lalu bertanya : ” Apakah kamu sudah masuk ruang perpustakaan? disana ada relief di dinding yg berisi cerita yg menarik “
Sang pemuda mengakui, ia tidak sempat menikmati apa yg dimaksud.
” Kalau begitu, kamu harus melihatnya lagi, cobalah nikmati pemandangan dlm puri ini ” demikian kata sang pertapa.
Dan, kali ini, sang pemuda pengembara benar2 menikmati semua hal yg dilihatnya, beberapa jam kemudian ia melaporkan beberapa hal yg menarik kepada sang pertapa.
” Baiklah, tetapi apa yg terjadi pd sendok itu ? Mengapa kosong ? Kau tumpahkan minyaknya ya ?.
Sang pemuda pengembara kaget, tidak dapat menyembunyikan rasa malunya.
Dengan bijak sang pertapa mengelus pundak sang pemuda tsb sambil berkata : ” Kamu masih ingin mengetahui rahasia kebahagiaan ? “
” Ya, tentu saja “
” Sesungguhnya kamu telah menjawab sendiri, kebahagiaan adalah kemampuan utk menikmati dan menghargai segala keindahan yg kamu temui di dunia, tanpa melupakan sesuatu yg paling dekat denganmu “.